Kamis, 12 Juli 2012

broadcast


Judul Buku       : Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan  Televisi 
Pengarang        : Morrisan, M.A
Penerbit            : Kencana Prenada Media Group
Tahun Terbit : 2011
Cetakan           : ke-3 February 2011
BAB 7
PROGRAM DAN FAKTOR BERPENGARUH
Isi media massa , khususnya media penyiaran , sangat dipengaruhi oleh berbagai tekanan internal dan eksternal yang dialami media penyiaran bersangkutan sebagai organisasi . Pada bagian ini , kita akan meninjau berbagai kekuatan yang memengaruhi isi program siaran berdasarkan berbagai penelitian yang pernah dilakukan para ahli .
Penelitian akademis terhadap media massa sebagai organisasi mulai intensif dilakukan di negara barat pada tahun 1980-an . Pada perkembangan awal studi komunikasi media massa di amerika pada tahun 1950-an , penelitian lebih ditunjuk pada effek media massa pada saat itu media massa memiliki pengaruh yang kuat .
Pada tahun 1970-an perhatian orang beralih pada isi pesan media karena ketika itu pemberitaan media massa dinilai bias. Pada tahun 1980-an , menyadari bahwa pembahasan mengenai effek dan objektivitas media massa tidak akan memberikan jawaban yang memuaskan tanpa menulusuri situasi internal media , maka perhatian beralih pada organisasi media itu sendiri . pengaruh yang diberikan media pada masyarakat bergantung pada bagai mana media bekerja . dalam hal ini McQuail (2000) menyatakan :
“ Only by knowing how the media themselves operated can we understand how society influence the media and vice versa .” (Hanya dengan mengetahui bagaimana media bekerja , maka kita dapat memahami bagaimana masyarakat memengaruhi media atau sebaliknya )
Penelitian terhadap media massa dapat dilakukan dengan mempelajari proses internal dengan istilah ‘media sentris’ atau mempelajari faktor-faktor eksternal dengan istilah ‘sosial sentris’
Level Analisis
Sebagian besar pekerjaan dibagi lagi kedalam bagian-bagian yang lebih sempit berdasarkan jenis media dan ukuran atau status organisasi , pekerjaan dan sebagainya .terlepas dari keragaman ini , kita masih dapat memahami produksi meadia secara logis dengan menggunakan suatu kerangka kerja analisis yang sama . satu langkah yang bermanfaat adalah dengan menggunakan level analisis , sehingga berbagai tahap pekerjaan dan interaksi atau hubungan diantara industri media dan dunia diluarnya dapat kita identifikasi untuk dipelajari
Dimmick dan Coit (1982) , suatu hieraki yg terdiri atas sejumlah level atau tingkatan dimana pada setiap level terdapat organisai atau individu yg memberikan pengaruhnya pada media massa yaitu :
·        Suprasional
·        Pemerintah
·        Masyarakat
·        Industri media
·        Supra organisasi
·        Komunitas
·        Intra organisasi
·        Individu
McQuail mengajukan suatu herarki yg terdiri atas tujuh level atau tingkatan dimulai dari internasional sebagai level tertinggi hingga individu sebagai level terendah. Level yang lebih tinggi memberikan pengaruh terhadap level yg lebih rendah yaitu :
·        Internasional
·        Masyarakat
·        Medium/industri/institusi
·        Organisasi
·        Individu
Menurut McQuail kelima level tersebut dalam realitasnya tidak mesti harus terwujud. Dalam susunan yang persis sama , namun model tersebut lebih berfungsi menjelaskan atau menunjukkan suatu tinjauan terhadap media massa berdasarkan prespektif sosial sentris yang berpandangan bahwa media berrgantung pada masyarakat .
Shoemaker dan reese (1991) mengemukakan 5 hipotesis mgenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap isi media massa yaitu :
1.      Isi media mencerminkan realitas sosial
2.      Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja
3.      Isi media dipengaruhi oleh rutinitas organisasi media
4.      Isi media dipengaruhi oleh lembaga dan kekuatan sosial
5.      Isi media merupakan fungsi ideolagi dan upaya untuk mempertahankan status quo (pendekatan hegemonik)
Media di tengah pengaruh sosial
Sebagai kelanjutan dari apa yang telah disinggung sebelumnya bahwa setiap penjelasan teoritis mengenai organisasi media dan berbagai pekerjaan atau jabatan yang terdapat di dalam nya harus memperhitungkan berbagai hubungan yang berlangsung , baikyang terjadi didalam atau diluar organisasi media.
Gerbner(1969) menggambarkan komunikator massa bekerja dibawah tekannan yang berasal dari berbagai peran kekuatan (power of roles) termasuk klien , pesaing , pihak berwenang , para ahli , lembaga lainnya dan audien.
Berdasarkan gagasan tersebut dan riset yang dilakukan McQuail mengajukan suatu skema yang berlaku umum . ada tiga pihak yang memiliki pengaruh besar dalam organissasi media massa yaitu :
1)      Pihak menejemen
2)      Profesional media
3)      Pendukung teknik atau teknologi
Ketiga pihak tersebut berada di tengah pertarungan dimana mereka harus membuat keputusan di tengah berbagai hambatan , batasan , dan tuntutan serta berbagai upaya untuk memasukan pengaruh dan kekuasaan ke dalam organisasi media .
Menurut McQuail , berbagai tekanan , hambatan dan tuntutan yang membatasi gerak media tidak semuanya bersifat negatif tetapi juga bersifat positif yang justru menjadi sumber pembebasan , dengan kata lain tekanan yang diterima media sebagai sesuatu yang wajar bahkan perlu .
Berdasarkan gagasan Engwal (1978) , McQuail mengidentifikasi adanya lima jenis hubungan atau relasi yg perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman mengenai berbagai kondisi yang memengaruhi kegiatan organisasi media da peran komunikator massa didalamnya . kelima jenis ini yaitui: hubungan media dengan masyarakat , hubungan dengan pemilik klien atau pemasok , dengan kelompok penekan , internal organisasi dan hubungan dengan audien .
Ada tujuh pihak yang berpengaruh dan menjelaskan bagaimana kekuatan masing-masing saling berinteraksi sehingga memengaruhi isi pesan yang disampaikan media yaitu :
1)      Penguasa atau pemerintah
2)      Masyarakat umum
3)      Kelompok penekan
4)      Pemilik
5)      Pemasang iklan
6)      Audien
7)      Internal organisasi
BAB 8
STRATEGI PROGRAM
Departemen program dan manager program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan penyiaran . pada bagian ini , kita akan membahas strategi program yang ditinjau dari berbagai aspek management atau sering juga disebut dengan management strategis program siaran yg terdiri dari :
1.      Perencanaan program
2.      Produksi dan pembelian program
3.      Eksekusi program
4.      Pengawasan dan evaluasi program
Kita akan membahas masing-masing tugas atau tahapan pekerjaan departemen program ini satu per satu di awali dengan perencanaan prongram (program planning)
PERENCANAAN PROGRAM
Sebagaimana dikemukakan pringle star dan rekannya mengenai peereancanaan program bahwa : program planning involves the development of short , medium and long ranged plans to permits the station to attain its programming and finicial objevtives . ini berarti perencanaan program diarahkan kepada produksi program yaitu program apa yang akan di produksi , pemilihan program yang akan dibeli , dan penjadwalan program untuk menarik audien yang tersedia pada waktu tertentu .
Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab managemen puncak pada stasiun penyiaran , utamanya manager program dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan manager pemasaran dan juga manager umum . Hl ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting untuk menarik perhatian audien .
Dalam merencanakan dan memilih program , bagian program biasanya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan bagian pemasaran . jika staff bagian program tidak dapat bekerjasama dengan staf bagian penjualan , maka stasiun penyiaran akan menghadapi masalah yang sangat besar . kerja sama antara keduanya akan menghasilkan kerja yang efek tif danenguntungkan perusahaan .
Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara departemen program dan departemen pemasaran . kedua bagian ini harus salin g bahu membahu dalam menyusun strategi program terbaik , sekaligus memasarkan iklan sebanyak banyaknya . dalam menjalankan tugasnya bagian program harus melakukan riset penelitian terhadap audien sebelum membeli suatu program . suatu program yg sukses pasti harganya mahal tetapi tidak menjamin program itu akan sukses di tempat lain.
ANALISI DAN STRATEGI PROGRAM
Perencanaan program bertujuan memproduksi atau membeli program yg akan ditawarkan pada audien . setiap media penyiaran harus terlebih dahulu memiliki rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumberdaya yang dimiliki .
Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi yaitu studi terinci mengenai pasar audien  dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yg tersedia . berdasarkan analisis ini , media penyiaran mencoba memahami pasar audie yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada . analisis situasi ini terdiri atas : analisis peluang dan analisis kompetitif.
Analisis peluang adalah analisi yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar . peluang pasar program adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan  , dimana stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari audien tertentu terhadap jenis program tertentu belum terpuaskan dan dimana stasiun dapat bersaing secara efektif.
Analisis kompetitif . dalam mempersiapkan strategi dan rencana program , pengelola program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun  penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung dan persaingan tidak langsung . misalnya oleh media non penyiaran .
Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program adalah memiliki keuntungan kompetitif , yaitu suatu hal yang khusus yang dimiliki atau dilakukan suatu stasiun penyiaran yang memberikannya keunggulan dibandingkan kompetitor . contoh keunggulan kompentitif adalah suatu stasiun penyiaran memproduksi program berkualitas dengan ongkos yang murah sehingga harga program menjadi murah .
BAURAN PROGRAM
Kita dapat menerapkan bauran pemasaran ini kedalam strategi program Media penyiaran sehingga menjadi bauran pemasaran program atau “bauran program” saja yang terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
1)      Produk program , bahwa program adalah suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program
2)      Harga program , yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program
3)      Distribusi program , merupakan pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien melalui pesawat tv dan radio .
4)      Promosi program, yaitu proses bagaimana memberitahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton atau mendengarkannya .
Pengelola program harus menggabungkan berbagai elemen yang terdapat pada bauran program itu ke dalam strategi program yang kohesif dan efektif . setiap elemen yang terdapat pada bauran program adalah bersifat multidimensional yang memerlukan pengambilan keputusan dalam berbagai bidang . setiap elemen dalam bauran program harus dipertimbangkan dan harus memberikan konstribusi terhadap keseluruhan strategi program.
Produk program , yaitu program itu sendiri , yang dipilih haruslah yang bagus dan diharapkan akan disukai audien . media penyiaran ada karena menyayangkan program untuk menawarkan kepada audien yang akan dipertukarkan dengan waktu yang dimiliki audien .
MEMBUAT PERENCANAAN
Perencanaan siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari,seminggu hingga setahun . bagian program bertanggung jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penayangan program . pengelola program harus memahami dan mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku dalam menjalankan tugasnya .
Irwin Starr dan shelley markoff yang pernah menjadi pimpinan pada sejumlah stasiun televisi di beberapa kota kecil dan menengah di AS menyatakan ada beberapa hal yang penting dan perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program yaitu:
1.      Berfikir seperti pemirsa
2.      Pengelola media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah efektif untuk memasarkan suatu produk .
3.      Pengelola media penyiaran harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa
4.      Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau menyaksikan acara yang disuguhkan
5.      Pengelola media penyiaran lokal harus pula berfikir secara lokal .
Pemilik media penyiaran hanya bisa mencapai yang terbaik jika bekerja dengan orang yang terbaik . pilih dengan hati-hati setiap staf pelaksana media penyiaran .
Target audien , perencanaan program televisi diarahkan untuk dapat memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audien yang ada pada waktu tertentu . sementara perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien tertentu.
Target pendapatan. Menurut Peter Pringle dan rekannya perecanaan program adalah pengembangan dalam rencana jangka pendek , menengah dan panjang yang memungkinkan stasiun penyiara untuk mendapatkan program dan tujuan keuangannya . dengan demikian dalam merencanakan program harus pula ditetapkan target pendapatan yang dapat diterima dari penayangan suatu program .
TUJUAN PROGRAM
Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen , keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnnya yang mencakup target audien dan target pendapatan .
Mendapatkan sebanyak mungkin audien , tujuan dari kebanyakan program siaran televisi adalah untuk mencapai sebanyak mungkin audien . pemasang iklan mengeluarkan banyak dana untuk memasarkan dam mempromosikan produk mereka kepada audien .
Target audien tertentu , cukup sering terjadi pemasang iklan lebih tertarik untuk memasang iklan pada program dengan audien yang tidak terlalu besar . mereka lebih suka mengincar kalangan audien tertentu .  misalnya perusahaan sebuah mobil mewah lebih suka memasang iklan pada program televisi yang diperkirakan akan disukai kalangan pria mapan .
Prestise, ada kalanya , satasiun televisi menayangkan suatu program dengan tujuan utama untuk mendapatkan prestise atau pengakuan dari pihak lain , film-film tertentu yang memenangkan atau mendapatkan penghargaan dari berbagai festival film merupakan salah satu sumber penghargaan dan prestise bagi stasiun televisi .
Penghargaan , stasiun televisi terkadang membuat suatu program dengan tujuan memenangkan suatu penghargaan . pengelola televisi yang memproduksi suatu program yang memiliki kualitas baik biasanya juga berkeinginan memiliki penghargaan atas karyanya itu.
Kepentingan publik , stasiun televisi terkadang memproduksi program untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan publik di tempat stasiun itu berada . setiap daerah memiliki masyarakan dengan situasi dan kebutuhan yang berbeda-beda .
Seorang programer yang cermat akan menjalankan kewajiban ini dengan sungguh sungguh yaitu dengan memproduksi program yang betul-betul dapat memenuhi kebutuhan publik . bila bencana alam terjadi di suatu daerah misalnya tsunami , banjir atau gempa bumi maka stasiun penyiaran berkewajiban untuk menyiarkan sebanyak mungkin informasi dan juga bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana .
FAKTOR PROGRAM
Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan program yang akan disiarkannya . faktor program membahas hal-hal yang harus diketahui atau dipahami terlebih dahulu oleh pengelola program sebelum membuat keputusan perencanaan program .
Persaingan . hal pertama yang harus diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan . ketika bagian program merencanakan untuk menayangkan suatu program baru pada pukul 20.00 WIB setiap hari selasa , maka pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan stasiun televisi saingan pada saat itu . apakah televisi saingan menayangkan program yang sejenis atau sama sekali berbeda .
Ketersediaan audien . hal kedua yang perlu diketahui ada ketersediaan audien . audien yang ada atau tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh pengelola program stasiun televisi dalam pemilihan program dan menentukan waktu penayangan program .
Kebiasaan audien . bagia program yang merencanakan untuk menayangkan program serial misalnya drama sesekali seminggu atau beberapakali seminggu atau setiap hari berarti berupaya membentuk kebiasaan audien untuk menonton program itu secara rutin .
Aliran audien . kemampuan stasiun televisi untuk menarik audien dari stasiun saingan menjadi faktor yang menguntungkan namun akan lebih menguntungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus mengikuti setiap program yang ditayangkan .
Ketertarikan audien . audien pada umumnya lebih tertarik pada program hiburan. Namun jika ketertarikan audien pada jenis non hiburan cukup tinggi pada suatu wilayah siaran tertentu , atau jika pengelola stasiun yakin dapat mendorong minat pada jenis program non hiburan tertentu . maka stasiun bersangkutan dapat membeli dan atau memproduksi program yang dapat memenuhi minat atau ketertarikan tersebut .
Ketertarikan pemasang iklan . penayangan program harus dapat menarik minat pemasang iklan dan audien agar dapat berhasil .
Anggaran . jumlah angaran yang tersedia untuk memproduksi dan pembelian program adalah faktor yang sangat penting dalam hal apa yang dapat ditayangkan stasiun penyiaran .
Ketersediaan program . stasiun televisi harus memiliki stok program . pembelian program televisi biasanya dilakukan dalam satu paket . kontrak pembelian program pada suatu film atau distributor program memungkinkan stasiun televisi untuk menayangkan program yang dibelinya hingga beberapa kali dalam suatu periode tertentu .
Produksi sendiri . stasiun televisi yang memiliki anggaran program , peralatan , fasilitas , teknis , staf , produksi serta sumber-sumber pengisi program yang memadai harus mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri programnya selain program berita dan layanan publik .
SUMBER PROGRAM TV
Stasiun penyiaran komersial harus menyediakan puluhan jam siarang untuk setiap minggunya dan ratusan siaran jam untuk setiap bulannya . untuk itu diperlukan program untuk mengisi berbagai jam siaran yang tersedia .
Produksi sendiri . stasiun televisi pada umumnya memiliki studio dan peralatan yang dibutuh kan untuk memproduksi program .
Stasiun jaringan . televisi jaringan adalah sumber utama program bagi stasiun televisi daerah atau stasiun televisi lokal yang bekerja sama dengan stasiun jaringan . suatu stasiun lokal yang bekerja sama dengan stasiun jaringan untuk menyiarkan program stasiun jaringan di wilayah stasiun lokal disebut dengan stasiun afiliasi .
Rumah produksi (PH) . sumber program penting lainnya bagi stasiun televisi adalah rumah produksi atau production house . rumah produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu : independent production companies (IPC) dan rumah produksi khusus .
Perusahaan film besar . perushaan film besar di amerika serikat seperti universal, paramount, atau disney menjadi salah satu sumber program bagi banyak stasiun televisi besar di negara itu . pada umumnya stasiun televisi sangat senang bekerja sama dengan perusahaan film besar karena reputasinya yang tidak diragukan dalam menghasilkan berbagai program berkualitas .
Perusahaan sindikasi. perusahaan sindikasi adalah perusahaan yang memproduksi program sekaligus bertindak sebagai distributor yang bertindak sebagai pemasok program bagi stasiun televisi . stasiusn televisi yang ingin menjual programnya pada stasiun televisi lainnya menggunakan jasa perusahaan sindikasi untuk menawarkan program itu kepada berbagai stasiun televisi .
Pemasang iklan . kita telah mengetahui dalam sejarah radio bahwa pemasang iklan di radio pada awalnya harus memprodusi sendiri programnnya dimana iklan itu akan muncul . hingga saat ini pun praktik ini masih tetap berjalan pada umumnya program di produksi pemasang iklan untuk sekali tayang .
PRODUKSI DAN PEMBELIAN PROGRAM
Manager program bertanggungjawab melaksanakan recana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain akuisisi (membeli) . dalam melakukan akuisisi , manager program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan manager pemasaran dan manager umum . dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program yang diinginkan , maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi suatu penyiaran .
Jika dilihat asal mula televisi dari siapa yang memproduksi program , maka kita dapat membagi program sebagai berikut :
1.      Program yang dibuat sendiri , biasanya adalah program berita dan program yang terkait dengan informasi
2.      Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan
Namun demikian , pembagian tersebut di atas sebenarnya tidak bersifat mutlak , tetapi hanya merupakan kebiasaan saja .
MANAGER PRODUKSI
Pada dasarnya produksi menjadi bagian dari departemen program namun banyak stasiun TV besar bagian produksi sudah menjadi bagian yang terpisah dari departemen program karena bagian ini memiliki personalia dan sumber daya yang besar karenanya menjadi departemen tersendiri yang disebut departemen produksi yang dipimpin seorang manager atau direktur produksi .
Manager produksi bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan , diantaranya :
·        Memproduksi program lokal , iklan dan pelayanan umum serta pengumuman
·        Mengawasi seluruh pemain serta personalia produksi
·        Melakukan penjadwalan program siaran langsung atau produksi yang sudah di rekam
·        Mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan , dari mana pun sumbernya
Departemen produksi dapat di organisir secara vertikal dan horizontal :
1.      Vertikal . pada sistem ini komando produksi mengalir dari atas ke bawah misalnya dari produser ke sutradara
2.      Horizontal . setiap anggota tim produksi memiliki kewenangan yang sama dan keputusan dibuat bersama .
Pada umunya mekanisme kerja produksi program menggabungkan kedua aspek tersebut , dimana produser atau sutradara membuat berbagai keputusan penting namun kedua nya tetap membutuhkan bantuan , arahan , dukungan , dan masukan dari seluruh tim kreatif dan teknis yang terlibat .
ORGANISASI DEPARTEMEN PRODUKSI
Berikut ini adalah sejumlah posisi yang biasanya masuk dalam kategori staf kreatif dan kru teknis :
Produser. Orang yang bertanggung jawab mengubah ide atau gagasan kreatif kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual .
Penulis skrip. Penulis skrip memiliki peran penting khususnya pada tahap produksi seorang penulis skrip memberikan garis-garis besar cerita dan dalam banyak hal mementukan strukstur keseluruhan suatu produksi .
Sutradara. Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata tertulis menjadi suara atau gambar tertentu .
Asisten sutradara. Bertugas membantu sudradara TV/FILM dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu mengawasi  aspek kreatif dari suatu produksi .
Director of fotography. Bertanggungjawab pada aspek kreatif penggunaan kamera dan melakukan pengawasan terhadap pencahayaan film dan sinematografi
Pengarah program . pada p roduksi program di studio stasiun televisi yang menggunakan banyak kamera baik untuk program hiburan atau informasi posisi sutradara digantikan oleh program direktor (PD) atau pengarah acara/program .
Pemandu gambar . pemandu gambar atau switcherman bertugas menggawasi seluruh kru teknik antara lain meneruskan perintah pengarah program kepada juru kamera sementara ia teta
BAB 9
KEBERHASILAN PROGRAM
BENTUK PROGRAM
Menurut Vane-Gross dalam bukunya Programming for TV, Radio and Cable, setiap program yang ditayangkan stasiun  televisi memiliki dua bentuk, yaitu dominasi format dan dominasi bintang.
Dominasi Format. Dalam dominasi format (format-dominanat) ini, konsep acara merupakan keberhasilan program. Pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun. Sebagaimana dikatakan Vane-Gross. The comcept of the show is the key to its success; performers are selected to fulfill the requirements of the core idea (konsep dari suatu pertunjukan adalah kunci dari keberhasilan; pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti ide cerita).
Dominasi Bintang (star-dominant). Dalam ungkapan Vane-Gross dikatakan: The star is the key ingredient; a format is designed around the skills of the lead performer (pemain adalah unsure kunci; pormat program dirancang berdasarkan keahlian pemain utamanya). Kekuatan program berdasarkan dominasi bintan adalah program itu dapat secara otomatis membentuk daya tariknya sendiri.
ELEMEN KEBERHASILAN
Programmer harus menentukan hal apa saja yang akan digunakan sebagai senjata untuk menarik audien. Dengan kata lain apa jenis daya tarik (type of appeal) yang akan digunakan. Apakah audien akan ditarik dengan program komedi, atau petualangan, atau pada cerita yang lebih serius. Namun demikian semua program yang sukses memiliki elemen-elemen yang mencakup;
·        Konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter di antara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik, maka kecil kemungkinan program itu akan mampu menahan audien.
·        Durasi. Jika memungkinkan, programmer sebaiknya tidak berpikir untuk membuat suatu program yang bersifat hanya satu kali tayang. Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin.
·        Kesukaan. Menurut Vane-Gross yang dimaksud dengan kesukaan adalan orang-orang yang memiliki kepribaddian yang hangat, suka menghibur, sekaligus sensitive dan ramah.
·        Konsistensi. Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya sejak awal. Para penulis cerita, sutradara dan pemainharuslah b ertahan pada tema atau karakternya sejak awal.
·        Energi. Vane-Geoss mendefinisikan energi sebagai: the quality that infuses a sense of pace and excitement into a show. It is the charging of the screen with pictures that won't let the viewer turn away (kualitas yang menekankan pada kecepatan cerita dengan menyajikan gambar-gambar yang tidak bias ditinggalkan penonton). Berdasarkan definisi Vane-Gross di atas, maka suatu program yang memiliki energi harus memiliki tiga hal yaiti:
1.      Kecepatan cerita
2.      Excitetement (daya tarik)
3.      Gambar yang kuat
·        Timing. Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan zamannya.
·        Tren. Seorang programmer dalam memilih program harus memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi (tren) di tengah masyarakat.
BAB 10
RISET PENYIARAN
Riset penyiaran merupak upaya media penyiaran untuk mengukur kinerjanya. Riset penyiaran terbagi atas riset rating dan riset non-rating. Jenis reset yang pertama merupakan upaya untuk mengetahui respons audien terhadap program yang sudah disiarkan, sedangkan riset non-rating adalah riset untuk mengetahui prospek suatu program yang akan disiarkan.
RISET RATING
Rating merupakan hal yang pointing karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang.
Sebelum melaksanakan riset rating, maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan peneliti yaitu:
1.      Wilayah Siaran
Menurut Head-Sterling (1982), pemerintah suatu Negara harus mampu menciptakan suatu system penyiran nasional yang memiliki batas-batas siaran yang tegas dan menghindari terjadinya tumpang-tindih siaran (overlapping). Wilayah siaran dari stasiun penyiaran lokal harus dibatasi secara jelas dengan stasiun lokal lainnya.
2.      Unit Penghitungan
Setelah dapat ditentukan secara jelas suatu wilayah siaran, maka langkah selanjutnya adalah menentukan audien. Dalam dunia penyiaran apa yang disebut satu audien adalah satu rumah tangga atau satu orang. Dengan demikian peneliti harus menentukan terlebih dahulu satuan yang ingin digunakannya, apakah rumah tangga atau perorangan.
3.      Konsep Rating
Pengelola stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli pada peringkat atau rating dari suatu program yang ditayangkan di stasiun penyiarannya. Rating yang tinggi berarti penonton yang lebih banyak dan jumlah pemasang iklan yang lebih besar. Sydney Head dan Christhoper Sterling mendefinisikan rating sebagai: "A comparative estimate of set tuning in any given market", yaitu perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televise yang sedang digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu.
Audience Share. Jumlah audien stasiun televisi juga dihitung berdasarkan persentase rumah tngga, yang sedang menggunakan stasiun telvisi atau households using television (HUD). Dengan demikian, HUT sebesar 55 berarti sebanyak 55% dari keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menonton program siaran televise. Dengan demikian pengukuran HUT berdasarkan atas jumlah rumah tangga yang betul-betul menggunakan pesawat televisinya (tidak dimatikan) dan bukan berdasarkan jumlah televise secara keseluruhan.
Hasil penghitungan audien share  ini biasanya lebih disukai oleh pengelola stasiun televise untuk menarik  pemasang iklan daripada rating, selain karena angkanya lebih tinggi daripada rating, juga karena audien share member informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mrengenai posisi stasiun televise terhadap televise lainnya.
Pengumpulan Data. Terdapat tiga metode pengumpulah data yang digunakan untuk menentuka rating program siaran yaitu:
1.      Menggunakan Catatan (diary). Dalam cara ini peneliti memberikan catatan kertad isian (formulir) yang harus diisi oleh seorang responden yang mewakili satu rumah tangga. Responden harus mencatat penggunaan televise atau radio di rumah setiap harinya.
2.      Alat Pemantau. Suatu alat pemantau (recordimeter) yang dipasang pada pesawat televise dapat mencatat mengenai program tayangan yang ditonton rumah tangga secara lengkap dan menyeluruh. A.C Nielsen sebagai peloppor pengguaan peralatan ini telah mengembangkan suatu system pemantauan dan pelaporan yang dapat memberikan laporan yang bersifat seketika.
3.      Telephone Coincidental Method. Melaui metode penelitian Telephone Coincidental Method (TCM) ini, peneliti menghubungi responden melaui telepon dengan syarat responden yang dihubungi saat itu harus tenngan menonton televise atau mendenngarkan radio.
Telephone Recall. Wawancara biasa melalui telepon (telephone recall) memiliki kelemahan pada keterbatasan ingatan responden. Namun kelemahan ini dapat dikurangi dengan melakukan wawancara telepon setiap hari selama periode waktu tertentu, misalnya stu minggu. Dengan cara ini, maka peneliti bias mendapatkan pola tontonan responden selama satu minggu dan sekaligus mengurangi kesalahan (error) atas ingatan responden.
Wawancara Langsung. Teknik wawancara pribadi secara langsung atau personal interview dengan cra mendatangi rumah responden secara door-to-door, berdasarkan probability samples, saat ini sudah mulai ditinggalkan yang disebabkan kemungkina timbulnya gangguan tehadap kenyamanan responden.
SAMPLE AUDIEN
Head-Sterling mengatakan bahwa, tugas pengumpulan data mengenai perilaku audien pada suatu Negara sangatlah sulit dilakukan tanpa melakukan penyederhanaan yang luar biasa. Selanjutnya Head-Sterling bahwa riset rating menerapkan sample atas tiga aspek saja guna menyederhanakan pekerjaan yang meliputi sampel perilaku, waktu, dan orang. Adapun yang dimaksud dengan perilaku audien adalah rangkaian tindakan menghidupkan pesawat televise, memilih stasiun televise, dan mematikan pesawat televise.
Sampel Waktu. Sample waktu merupakan bentuk penyederhanaan yang dilakukan peneliti berdasarkan kenyataan bahwa program siaran ditayangkan berdasarkan waktu yang teratur ((waktu tertentu) setiap harinya atau setiap minggunya. Suatu sample yang diambil dari rangkaian penayangan program yang diambil dalam setiap beberapa minggu atau bulan sudah cukup memberikan informasi mengenai suatu program, sebagaimana yang dikatan Head-Sterling.
Penarikan Sampel. Dalam menetukan sampel penelitian, maka pertanyaan pentking yang selalu muncul di benak peneliti adalah bagaimana menata teknik dalam menarik atau mengambil sampel penelitian. Bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representative. Kegiatan ini disebut dengan merancang sampel (sampling design). Dalam penelitian social, paling tidak ada dua rancangan sampel penelitian yaitu:
Rancangan Sampel Probability. Rancangan sampel probability (probability sampling design), artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Rancangan Sampel Non Probability. Pada rancangan sampel nonprobability (nonprobability sampling design), penggunaan sampel tidak penuh dilakukan menggunakan hokum probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi memiki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel populasi.
Kelemahan Rating
Head-Sterling menyebutkan beberapa kelemahan riset rating sebagai berikut:
1.      Tujuan riset rating untuk meneliti dan mengukur seluruh audien siaran kerap kali tidak berhasil karena audien yang diteliti hanya terpusat di level masyarakat kelas menengah.
2.      Jumlah sampel yang sangat kecil juga menjadi kelemahan riset rating. Kesalaha memilih responden (misrepresentation), walaupun hanya beberapa orang, untuk menjadi sample akan menimbulkan efek yang besar.
3.      Kelemahan riset rating yang lain adalah upaya yang dilakukan stasiun penyiaran di Amerika untuk menayangkan program-program terbaiknya selama periode pelaksanaan riset rating untuk mendongkrak reting stasiun penyiaran itu.
RISET NON-RATING
Riset non-rating dapat memberikan petunjuk kepada pengelola media penyiaran dalam mempersiapkan program agar berhasil pada saat penayangannya. Riset ini meneliti alasan-alasan subjektif perilaku audien terhadap program. Apa yang disukai dan apa yang tidak disukai orang terhadap suatu program; apa yang membuat mereka tertarik dan apa yang membuat mereka merassa bosan; apa yang mereka kenal, dan apa yang tidak mereka kenal; dan apa yang mereka ingat dan lupakan. Dengan demikian, riset ini mencoba meneliti sikap (attitude atau behavior) orang terhadap suatu program sehingga riset ini dinamakan juga riset sikap audien atau attitude research.
Menurut Edwin T. Vane dan Lyne S. Gross dalam bukunya Programming for TV, Radio and Cable (1994) terdapat empat metode penelitian program televise yaitu:
a.       Focus Goups. Dalam penelitian ini, peneliti harus mengumpulkan sejumlah responden sebanyak 10 hingga 12 orang untuk membahas berbagai aspek dari suatu program di bawah supervise seorang moderator terlatih. Subjek yang dibahas dalam diskusi ini mulai dari penilaian responden terhadap konsep program, pembawa acaranya hingga bahasa yang dingunakan.
b.      Mini-Theater Test. Dalam riset ini, responden dibawa kesuatu ruanag pertunjukan kecil di mana mereka bisa mencatatkan kesukaan atau ketidaksukaan mereka terhadap suatu program. Penelitian jenis ini biasanya digunakan televise komersial untuk mengetahui tanggapan audien terhadap plot program yang berhasil. Penelitian ini memungkinkan programmer dan produser mengetahui apakah konsep acara dimaksud sudah bagus dan pelaksanaanya sudah memuaskan.
c.       Cable-Based Research. Lembaga yang melakukan penelitian ini, biasanya telah memiliki kerjasam dengan televise kabel. Dalam kerja sama ini peneliti bisa mendapatkan pelanggan televise kabel yang bersedia bekerja sama untuk menjadi responden. Pelanggan diminta untuk menyaksikan program yang akan diuji melalui saluran yang sudah ditentukan dan pada waktu yang sudah ditetepkan.
d.      Riset Telepon. Risel meleui telepon ini memiliki dua tujuan utam, yaitu:
1). Mengukur apakah audien sudah cukup mengenal (familiar) dengan suatu program dan pemainnya
2). Mengukur tingkat daya tarik suatu program
RISET RADIO
Menurut Vane-Gross, peneliti yang tertarik untuk melakukan riset audien radio harus memahami dua hal:
1.      Daya tarik dari setiap format siaran
2.      Efektivitas baiya (cost effectiveness) berbagai format.
Tahapan pekerjaan yang harus dilakukan dalam penelitian audien radio adalah sebagai berikut:
1.      Informasi Demografis
2.      Gaya Hidup
3.      Penjualan Kaset/CD
Peneliti juga harus mengumpulkan informasi menyeluruh mengenai stasiun radio saingan (kompetitor) yang meliputi data-dat mengenai:
1.      Program apa saja yang disiarkan stasiun radio lain
2.      Peringkat (rating) dari seluruh stsiun radio
3.      Daya jangkau siaran dari setiap stasiun radio
Jenis Riset Radio
Stasiun radio memiliki tipe atau jenis riset tertentu yaitu antara lain:
Format Siaran. Riset dilaksanakan untuk mengetahui respons masyarakat terhadap berbagai format yang hendak dipilih.
Pilihan Siaran. Riset ini dilakukan di auditorium dengan mengundang sejumlah responden yaitu penggemar stasiun radio bersangkutan untuk mendengarkan sejumlah lagu dan mereka diminta untuk menentukan lagu mana yang cocok dengan format siaran stasiun bersangkutan.
Campuran Musik. Dalam jenis riset ini, responden akan diperdengarkansejumlah rekaman yang masing-masing berisi campuran lagu-lagu dan iklan serta mereka diminta untuk menentukan tipe campuran yang paling disukai.
Music yang Ditinggalkan. Riset atas lagu yang ditinggalkan akan menentukan lagu-lagu apa saja yang tidak perlu lagi diputar distasiun radioa atau lagu-lagu apa saja yang perlu lebih sering diputar.
Perceptual call-outs. Riset ini digunakan untuk mengetahui tanggapan audien atas program selain music.
Life Style Analysis. Riset gaya hidup (life style) meneliti hal-hal seperti: pendidikan, pendapatan, hobi, pandangan terhadap suatu masalah (isu) social, pemilihan media lain selain radio, barang yang dibeli hingga nilai-nilai kepribadian.
BAB 11
PEMASARAN PROGRAM
Bagian pemasaran (saleas-marketing) memegang peran sangat penting dalam mendorong kemajuan media penyiaran, bahkan berperan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup media penyiaran komersial. Sukses atau gagalnya departemen pemasaran dalam menjalankan fungsinya akan menentukan apakah suatu stasiun penyiaran akan mengudara atau tenggelam.
Menurut Pringle-Starr-McCavitt (1991), departemen pemasaran media penyiaran memiliki tanggung jawab antara lain:
1.      Menjual waktu penyiaran kepada pemasang iklan
2.      Menyediakan sarana di mana pemasamg iklan dapat mencapai target audiennya dengan biaya kompetitif
3.      Menghasilkan pendapatan yang cukup agar stasiun penyiaran dapat beroperasi secara kompetitip; dan
4.      Menghasilkan keuntuungan bagi pemilik stasiun
SEJARAH SIARAN IKLAN
Awal mula munculnya iklan pada media penyiaran di dunia terjadi secara hamper tidak sengaja di Amerika Serikat. Pada tanggal 11 peberuari 1922 perusaan berbasuis teknologi AT&T pemilik stasiun radio WEAF mengumumkan bahwa nradio tersebut tidak akan menyairkan programnya sendiri, namun akan memberikan kesempatan pada pihak lain yang sudah mengikat kontrak kepada WEAE untuk menyiarkan programnya.
Siaran iklan televise pertama kali mengudara pada tahun 1941, tahun itu menjadi tahun pertama mengudaranga siaran televise komersial. Perusaan bulova watch company, menjadi perusaan yang pertama kali iklannya ditayanngka di televise dan membayar sekitar 9 dollar.
KEKUATAN SIARAN IKLAN
Staf pemassaran stasiun penyiaran tentu saja harus mengetahui kekuatan da kelemahan siaran iklan , agar dapat menyusun strategi penjualannya dan dapat meyakinkan para pemasang iklan untuk mau beriklan. Kkita akan melihat kekuatan dan kelemahan siaran iklan ini satu-persatu. Menurut Willis-Aldrigde keuntungan siaran iklan mencakup
§  Daya Jangkau Luas
§  Wilayah Tertentu
§  Waktu
§  Fokus Perhatian
§  Sentuhan personal
§  Kemampuan Menunjukan
§  Kemampuan menghibur; dan
§  Memberikan Prestise
KELEMAHAN SIARAN IKLAN
Media penyiaran juga memiliki kelemahan selain kekuatan sebagaimana dikemukakan di atas. Kelemahan media penyiaran mencakup:
Biaya Mahal. Biaya yang dikenakan kepada pemasang iklan televise dihitung berdasarkan detik. Di Indonesia, pada tahun 2005, rata-rat iklan televise denga durasi 30 detik harus membayar paling murah 20 juta rupiah untuk sekali tayang pada saat prime time.
Informasi Terbatas. Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang, maka pemasang iklan tidak  memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap.
Penayangan Singkat. Siaran iklan radio dan televise hanya ada pada saat iklan itu betul-betul ditayangkan kecuali audien merekamnya.
Penghindaran. Kelemahan lain dari siaran iklan adalah, adanya kecenderungan auudien untuk menghindari siaran iklan pada saat iklan ditayangkan.
Tempat Terbatas. Tidak seperti media cetak, stasiun penyiaran tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program. Jika waktu penayangan program banyak diambil untuk iklan, maka hal itu justru akan merusak pogram itu sendiri karena audien akan menghindari acara itu.
MERENCANAKAN SIARAN IKLAN
Terdapat beberapa factor penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan iklan untuk televise atau radio agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan keinginan pemasang iklan. Beberapa factor penting itu antara lain terkait dengan waktu penayangan iklan, medium yang digunakan, penempatan iklan, rating acara, dan lain-lain.
Pemasang iklan dapat dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu pemasang iklan yang beroperasi dalam skala lokal, regional dan nasional.
STRATEGI SIARAN IKLAN
Dalam strategi ini ada beberapa hal yang sangat diperhatikan pemasang iklan terkait dengan strategi iklan, yaitu:
Jumlah Audien. Suatu factor yang mempengaruhi penjualan suatu barang atau jasa adalah jumlah calon pembeli atau prospek yang bisa dihubungni. Semakin banyak audien yang mengikuti suatu siaran, maka iklan itu akan semakin berhasil.
Susunan Audien. Jumlah audien yang besar merupakan factor penting bagi pemasang iklan, namun jumlah audien bukanlah satu-satunya tujuan. Pemasang iklan biasanya lebih tertarik untuk mengetahui apakah audien yang menonton suatu program siaran itu pembeli yang potensial (prospek) bagi barang atau jasa yang mereka jual.
KONTRAK SIARAN IKLAN
Suatu iklan dapat ditayangkan setelah melalui berbagai bentuk negoisasi antara pihak stasiun penyiaran dengan pemasang iklan. Negoisasi menghasilkan bebagai kesepakatan yang mengatur tiga hal penting yaitu:
1.      Partisipasi pemasang iklan mendukung program. Dalam hal ini dikenal tiga bentuk partisipasi pemasang iklan yaitu:
·        Sponsor Tunggal
·        Sponsor Bersama
·        Iklan Partisipasi
2.      Pengaturan waktu penayangan iklan
3.      Penentuan biaya iklan
WAKTU PENAYANGAN IKLAN
Bentuk-bentuk kesepakan yang dicapai antara stasiun penyiaran denga pemasang iklan menentukan pula ongkos iklan yang harus dibayar pemasang iklan. Beberapa kesepakatan itu antara lain:
·        Waktu Tepat
·        Waktu Tertentu
·        Preemptibility
·        Paket Iklan
·        Kesempatan Pertama
·        Kesempatan Khusus
BIAYA IKLAN
Menentukan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk iklan siaran ternyata tidak sederhana. Hal ini desebakan waktu siaran hanya memiliki harga bagi pemassang iklan, jika tersedia audien yang cukup pada siaran itu. Namun ternyata audien selalu berubah. Namun demikian, ada tiga factor yang tidak berubah (konstan) dalam menentukan biaya iklan siaran sebagaimana dikemukakan Head-Sterling (1982) "The most stable factors that affect prices of broadcast time are market size, station facilities and network affiliation" (Faktor yang paling stabil memengaruhi biaya waktu siaran adalah ukuran pasar, fasilitas stasiun, dan afliasi jaringan). Ditambah dengan jumlah audien, maka terdapat empak factor yang memengaruhi harga waktu siaran iklan yaitu:
·        Ukuran atau Jumlah Audien
·        Ukuran Pasar
·        Fassilitas Stasiun
·        Afiliasi Jaringan
MENGHITUNG BIAYA IKLAN
Teknik standar untuk menentukan biaya iklan pertama kali dikembangkan oleh A.C Nielsen Sr, pendiri salah satu lembaga rating terbesar di dunia. Teknik penentuan biaya iklan ini disebut dengan Cost-Per-Thousand atau disingkat dengan CPM (merupakan angka romawi yang berarti seribu).
Formulasi CPM menghitung harga yang harus dibayarkan untuk menayangkan iklan berdasarkan jumlah keseluruhan audien yang tertarik oleh program bersangkutan tempat iklan itu ditayangkan. Formulasi CPM dapat dibuat seperti ini:
            Biaya Iklan (cost of commercial)
            CPM    =          JUMLAH AUDIEN
                                                1000
            atau
CPM =              BIAYA IKLAN         x          1000
            JUMLAH AUDIEN
Contoh suatu program ditonton oleh dua juta orang maka biaya iklan per detiknya adalah 2.000.000 : 1000 = $2000/detik untuk sekali tayang. Jika iklan itu memiliki durasi 30 detik, maka biaya iklannya = $2000/detik x 30 detik = $60.000.
STRATEGI PEMASARAN
Memasarkan iklan dalam perekonomian yang masih berkembang saat tak banyak uang yang beredar sangat membutuhkan kreativitas. Dalam hal ini, dua factor yang harus dipertimbangkan yaitu:
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang bagus akan mendorong semakin banyaknya uang beredar dan semakin terbuka peluang perusaan memasang iklan pada stasiun penyiaran di daerah itu.
Peran Biro Iklan. Biro iklan dapat membantu pemasaran waktu iklan suatu stasiun penyiaran. Biro iklan inilah yang berhubungan dengan pemasang iklan.
BISNIS IKLAN PENYIARAN
Terdapat tiga pihak (stakeholders) yang telibat agar suatu iklan dapat tampil pada media penyiaran yaitu:
·        Pemasangan Iklan (produsen barang dan jasa)
·        Perusaan Iklan
·        Stasiun Penyiaran
BAB 12
PROMOSI PROGRAM
Promosi program dan media penyiaran adalah kegiatan untuk mempertahankan audien dan menarik audien baru serta mengundang pemasang iklan. Michael Ray mendefinisikan promosi sebagai: "The coordination of all seller-iniated efforts to set up channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea." (Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa untuk memperkenalkan suatu gagasan).
Rencana promosi media penyiaran disusun dengan melibatkan bagian lain pada media penyiaran yaitu: manajer promosi, manajer umum, manajer program, manajer pemasaran, dan terkadang manajer pemberitaan. Rencana yang telah tersusun itu kemudian dilaksanakan oleh bagian promosi.
METODE PROMOSI
Terdapat empat metode utama yang banyak digunakan media penyiaran untuk melakuakan promosi yaitu:
1.      Memasang iklan
2.      Public relation atau hubungan masyarakat
3.      Promosi di media sendiri
Yang dimaksud dengan Public Relations (PR) adalah kegiatan mempromosikan media penyiaran secara langsung kepada masyarakat atau sering juga disebut dengan off-air-promotion. Dalam upaya untuk meningkatkan promosi terhadap media penyiaran melalui kegiatan PR ini, maka media penyiaran dapat melakukan sejumlah kegiatan antara lain yaitu:
1.      Jumpa perss
2.      Kehadiran orang terkenal
3.      Menonton program
4.      Pelayanan masyarakat
PROMOSI PENJUALAN
Promosi penjualan secara umum dapat dibedakanmenjadi dua bagian, yaitu:
1.      Promosi penjualan yang berorientasi kepada audien atau konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes, dan sebagainya.
2.      Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran (marketing intermediaries) yaitu: para pedagang pengecer (retailer), pedagang besar dan distributor, dan bagi media penyiaran adalah perusaan iklan atau biro iklan.
KONTES BEHADIAH
Stasiun penyiaran perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengadakan kontes, misalnya apakah kontes itu cukup sederhana, apakah peraturan permainannya mudah dimengerti setiap orang dan dapat diikuti semua orang. Apakah kontes itu dapat menimbulkan kegembiraan bagi peserta dan juga bagi audien .lainnya. Untuk radio, apakah kontes tersebut akan berpengaruh positif terhadap program dan apakah sesuai dengan format stasiun. Apakah haddiahnya cukup menarik sehingga audien akan tertarik untuk menjadi peserta. Berapa lama kontes harus diadakan. Berapa biayanya, dan sebagainya.
PEMASARAN INTERAKTIF
Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbak balik yang memungkinkan ppengguna dapat berpatisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Tidak seperti bentuk tradisional komunikasi penyiaran seperti iklan yang komunikassinya bersifat satu arah, media interaktif memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan, jawaban pertanyaan dan tentu saja melakukan pembelian.
PENJUALAN PERSONAL
Elemen terakhir dari baura promosi atau promotional mix adalahpenjualan personal atau personal selling, yaitu suatu bentuk komunikasi langsung antara media penyiaran yang biasanya diwakili oleh seorang tenaga penjualan/pemasaran media penyiaran bersangkutan dengan calon pemasang iklan atau sponsor (person-to-person communication). Dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pemasang iklan untuk membeli slot iklan pada program yang ditawarkan.
PEMASARAN LANGSUNG
Salah satu instrument penting dalam pemasaran langsung adalah iklan tanggapan lansung atau direct response advertising, yaitu iklan di mana suatu produk atau program yang dipromosikan melalui media massa meminta atau mendorong audiennya untuk mendukung produk atau program bersangkutan secara langsung. Misalnya suatu stasiun televise yang memiliki program kompetisi menyanyi mempromosikan program tersebut di surat kabar dan meminta audien untuk mengirim SMS untuk mendukung peserta favoritnya.